DETIKPOS.net - Badan Geologi megurangi zona rawan bencana Gunung Merapi. “Ada kecenderungan aktivitas Merapi menurun meskipun tidak terlalu signifikan, erupsi intensitasnya juga menurun,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono di Yogyakarta, Jumat (19/11).
Surono menjelaskan zona rawan bencana untuk Kabupaten Boyolali diturunkan dari 10 kilometer dari puncak menjadi 5 kilometer. Kabupaten Kalten tetap 10 kilometer, kabupaten Magelang diturunkan dari 15 kilometer menjadi 10 kilkometer.
Sedangkan untuk Kabupaten Sleman diturnkan dari 20 kilometer menjadi 15 kilometer dan 10 kilometer, untuk zona rawan 15 kilkometer dari puncak yaitu untuk wilayah di timur Kali Boyong yang meliputi kecamatan Cangkringan yang ada Kali Kuning, Kali Opak dan Kali Gendol.
Sedangkan untuk zona rawan 10 kilometer yang masuk wilayah Sleman dan Magelang adalah yang berada di barat Kali Boyong yaitu kali Kali Krasak, Kali Bedog, Kali Bebeng, Kali Batang, Kali Putih, dan Kali Senowo. “Ancaman luncuran awan panas masih ke arah selatan, utamanya ke arah sungai Boyong, Opak dan Gendol,” kata Surono.
Surono mengatakan secara teori, seperti yang sudah disampaikan tadi malam (Kamis, 18/11) pemantauan deformasi, tiltmeter yang mengukur kembang kempisnya gunung tidak menunjukkan adanya inflasi yang signifikan. Hasil pengukuran global positioning system (GPS) cenderung defleksi.
Area bawah Merapi cenderung mengkerut. Hal tersebut mengindikasikan tidak adanya suplai magma yang lebih dalam. Indikasi penurunan aktivitas dan intensitas erupsi tampak dari hasil pemantauan seismik, visual maupun deformasi pada Kamis (18/11) hingga sore hari. Dari karakter seismik, ada indikasi magma sudah mulai kekurangan tekanan. Amplitudo tremor semakin menurun dan gempa vulkanik cendrung menurun.
Pengamatan visual dalam beberapa hari, ketinggian asap yang membentuk kolom semakin berkurang, hanya berkisar 1.000 hingga 2.000 meter dari puncak Merapi. Padahal sebelumnya kolom asap mencapai 16.000 meter.
Secara teori, kata Surono, dengan tekanan fluida magma yang tidak signifikan, diharapkan kubah lava yang stabil akan segera terbentuk. Kubah lava yang sat ini terbentuk masih tidak signifikan. Karena bukaan kawah terlalu lebar ke selatan, sehingga kubah belum stabil dan kemungkinan masih akan ada guguran. ”Ancaman sekunder yaitu lahar dingin yang berada di sungai-sungai yang mengarah ke perkampungan, maka zona rawan di sekitar sungai yaitu berjarak 300 meter,” kata dia.
Karena penurunan aktivitas gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta tidak terlalu siginfikan, erupsi masih terjadi dan gempa tremor masih terjadi beruntun maka status Merapi masih Awas.
Menurut Syamsul Maarif, kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dengan diturunkannya zona rawan diperkirakan jumlah pengungsi juga akan berkurang sekitar 80.000 orang dari jumlah semula yang mencapai 272.000 pengungsi dari empat kabupaten. ”Kalau aktivitas Merapi cenderung naik, maka lokasi pengungsian yang sudah ada tetap akan difungsikan,” kata dia. [tempo/ris]
Sumber : http://www.detikpos.net/2010/11/merapi-19-november-2010-zona-rawan.html